Sabtu, 15 Januari 2011

Mendapat Kejutan dari Sahabat

Blogger

Terlepas dari ada atau tidaknya dinding pemisah di 2nd Anniversary Kompasiana di MU Café kemarin, saya mendapatkan KEJUTAN di sana. Kejutan itu datangnya dari sahabat saya, kompasianer Andi Gunawan yang akrab dipanggil Ndigun (http://kompasiana.com/ndigun). Kami bertemu di acara tersebut dan karya perdananya sebuah antologi prosa yang diterbitkan secara indie lewat nulisbuku.com, akhirnya sampai juga ke tangan saya. Malu-malu ia waktu saya todong menandatangani bukunya.

Tak sabar menunggu sampai di rumah, saya mulai membuka bukunya yang di beri judul KEJUTAN di dalam kendaraan yang membawa saya dari Sarinah Thamrin ke acara lain di sudut kota. Ternyata saya langsung terpikat di halaman awal dalam ‘Seratus buat Presiden’,

Apa kabar Pak? Apa makan siangmu hari ini? Masakan istana atau racikan Bu Ani? Apapun, pasti mengenyangkan sekali. Tak seperti kami yang menanak periuk tak berisi; meninabobokan anak-anak kami dengan dongeng dalam negeri; berharap mereka cepat lelap agar lupa perut belum kemasukan nasi.(hal.13)

Tulisan selanjutnya pun tak urung membuat saya malas menutup buku itu.  Halaman demi halaman semakin memikat dengan pilihan kata-katanya yang apik dan bermakna. Saya tak peduli soal diksi karena tak cukup punya ilmu soal itu. Yang jelas buku ini mampu menghanyutkan saya dalam pusaran Andi Gunawan yang tengah memainkan perannya dalam skenario Tuhan bernama kehidupan. Berikut petikan tulisannya yang saya suka,

Sepasti skripsi memakan kertas, sepasti itu tahun meretas usia dalam angka. Repetisi memuakkan tak terhindarkan dengan mantra sakti berjudul “Selamat”. Perayaan mendekatnya kematian –sebuah hitungan mundur. (hal. 41)

Sayangnya, terpaksa saya harus puas dengan ke-dua puluh prosa tarian penanya di buku perdana ini. Semoga Andi Gunawan, anak muda kreatif yang membuat saya bangga tak berhenti sampai di sini. Terbitnya buku selanjutnya menjadi harapan, doa dalam hati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar