Selasa, 04 Januari 2011

Kodrat: Menyapa Tuhan


Selamat pagi Tuhan, matahari sudah mulai terik, apa Kau sudah bangun? Ahh, aku ingat Kau tak pernah tidur. Mereka bilang Kau ada bersama waktu mengawasi gerak-gerik kami Gerak-gerik manusiawi. Tapi apa Kau melihat hitam kesialanku akhir-akhir ini? Menghitam memekat membuatku tak bergairah. Sebuah tamparan berhasil membuat pipiku merah. Merah yang marah. 

Pijakanku mulai tersendat saat sadar rumitnya hidup yang Kau buat  Aku tahu Kau berkuasa atas segala rupa. Berkuasa atas segala manusia. Berkuasa atas aku. Lantas aku berdoa, terhadap kuasaMu, saat sadar rumitnya hidup yang Kau buat. Doaku tak banyak. Doaku tak serumit hidup yang Kau buat. Aku berdoa untuk kebahagiaan ibuku. Cukup ibuku. Tak usah bapakku. Tak usah aku. Aku akan bahagia saat Ibuku berbahagia. Dan semoga bapakku bahagia saat kami berbahagia. Kau sebut dalam kitabMu akan membahagiakan mereka yang baik. Ibuku berbuat baik. Bahagiakanlah dia. Cukup dia. Tak usah aku. Tak usah Bapakku. Cukup begitu aku menyapaMu pagi ini. Aku harus mulai lagi menjalani rumitnya hidup yang Kau buat. Tapi jangan khawatir, aku akan menyapaMu di lain waktu. Semoga bukan untuk mengeluh. Tapi berterima kasih padaMu . 

Oya, namaku Kodrat, yang menyapaMu pagi ini. Ahh, bodohnya aku! Tak perlu sebut namaku Kau pun tahu. Karena Kau tahu segala rupa. Tahu segala manusia. Tahu aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar