Senin, 13 September 2010

Rindu Ibu


1
Ada ibu merindu anak-anaknya.
Tiga dari lima.
Sudah berkali-kali lebaran tak kunjung temu tiga.
Tersisa dua.

2
Si sulung lelaki seperti hilang, tak ada kabar tersiar.
Ikut istri ke Riau dan beranak kembar.
Si ibu berharap kapal pesiar.

3
Si ibu gemar pindah alamat sejak si sulung pindah pulau.
Rantai kabar terputus tak lagi terjangkau.
Ibu jadi hobi mengigau.

4
Setelah menahun, si ibu pura-pura mengikhlaskan si sulung pada alam.
Padahal, ia selalu berharap ada yang mengetuk pintu tiap malam.

5
Si dua adalah perempun pertama.
Polahnya tak terkendali tangan ibu yang sibuk melawan ibu kota.
Salah taruh percaya.

6
Tut Wuri Handayani, terpanggil Tuti.
Tuti, si dua, merasa nyaman dengan pemuda pinggir kali.
Beranak satu perempuan empat lelaki.

7
Dengan klisenya, Tuti ditinggal pergi suami.
Sejuta alasan pasti tak pasti, pada ibu Tuti kembali.
Maaf selalu ada untuk si buah hati.

8
Tuti mulai kerepotan mengumpulkan rupiah untuk sekadar beli susu kemasan.
Ia pikir mencari akan dolar lebih ringan.

9
Tuti dan ibu berbagi kesepakatan.
Tuti memilih negeri singa, si ibu memilih jadi nenek bercucu beruban.
Mereka dipisah lautan.

10
Sekarang, si ibu resmi kerepotan dan Tuti resmi dirindukan.
Cucu-cucu kehilangan masa kecil idaman.
Tak pernah bermain di taman.

11
Satu lagi yang sedang dirindu ibu.
Anak ketiga, si perempuan ayu.
Seayu putrinya, cucu terakhir ibu.
Sudah lama tak saling temu.

12
Suami si tiga tak pernah beri jalan ke rumah ibu.
Serupa monopoli, ia melarang tak pernah ragu.
Ibu yakin jiwa menantunya terganggu.

13
Dulu ibu menentang mereka.
Mereka disatukan janin sebelum ijab kabul terlaksana.
Sukses memisah ibu dan anak ketiga.
Menantu durhaka.

14
Pagi tadi,
si ibu menyebut nama tiga anak pertamanya
di sela peluk tangis si empat dan si bungsu.
Lebaran semacam panggung tanpa lagu.

15
Ada ibu bertanya pada anak-anaknya
:apa Gusti benar maha segala?
Si bungsu menepis air mata.
Si empat, aku, kehilangan kata. 

--------------------------------------------------
Depok. 1 Syawal 1431 H

3 komentar: