Rabu, 22 September 2010

Gadis Desa


Dari balik punggung yang menunduk. Di sela air mata yang tak pernah reda sejak hari itu kudengar ibu terbata-bata mencari kata penjaga di antara tentetan kata milik pemuka desa dalam lakon hakim ternama “Kau harus keluarkan Gadis dari desa cepat-cepat!” seru orang terdepan diikuti suara-suara kepala-kepala yang berjejal di belakangnya, mengiyakan. 

“Bukankah seharusnya anakmu yang dikebiri? Toh, tak akan pernah ada kembang biak tanpa jasa penabur benih.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar