Selasa, 13 Juli 2010

Sajak Anggur Merah


I
aku tidak sedang mabuk, kawan
tapi orang-orang menyipitkan mata
mendapati pipiku memerah keunguan

ketika aku sapa mereka: aku ini waras
beberapa acuh menghindar
sisanya memasang kuda-kuda mengganas

II
aku berjalan gontai kesana-kemari
di atas aspal kudengar bocah bernyanyi
orang-orang di dalam metromini berkata: aneh benar orang itu
siang bolong mabuk tak tahu waktu

orang-orang yang melintasi jalan itu
berbisik-bisik mengusik: orang itu benar-benar mabuk kepayang
kehilangan keseimbangan pada ibukota yang malang

III
kulalui saja mereka perlahan
bersaksikan lampu merah di persimpangan
aku berkelakar: aku bukan pemabuk, kawan

lewat jendela metromini berkarat atau sedan-sedan yang mengkilat
mereka melemparkan pandangan nanar
:kasihan benar, ia tak bisa mengendalikan sabar
merah berganti hijau sekarang, roda-roda berputar

IV
kugendangi tiang-tiang listrik
sambil bernyanyi lagu tentang negara yang unik
kalau hari ini aku tak dapat rupiah lagi
makan apa emakku besok pagi

tapi jalanan sudah lengang, sayang
tak ada lagi yang menaburkan recehan
kemana aku mesti mencari, kemana lagi, tuan?

V
orang itu sudah sering mabuk, kata mereka
tapi hari ini wajahnya lebih merah dari biasa
apa gerangan yang menimpanya
akan kuteriakkan pada mereka: aku tidak mabuk!


aku orang tersesat, kawan
tunjukkan padaku jalan pulang
atau akan kutanam sendiri untukku sebuah nisan

–AG–
Jakarta -kotaku sayang, kotaku malang- Selasa, 2 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar