Senin, 20 Desember 2010

Untuk Pengantar Sup Panas yang Kehujanan


Wanitaku
Hari ini aku bangun pagi, senang.
Entah apa yang kaurasakan.
Semoga saja sama senang.

Kau masih tertidur di ranjangmu saat kuterbangun. Bangun dari ketakutan. Bangun setelah dijatuhkan tatapan hina orang-orang. Bangun karena kau menyadarkan aku terlalu hebat untuk dijatuhkan. Menyadarkan aku terlalu kuat untuk dikalahkan.

Dulu, aku sempat mengemasi mimpi-mimpi dan beranjak pergi, membohongi diri. Dulu, aku berpikir telah sampai di halaman terakhir cerita yang ditulis Tuhan untukku.

Lalu, kau datang menyulam lagi mimpi terlupakan. Memulai kembali cerita dari halaman pertengahan buku takdir Tuhan . Kau membantuku lebih mudah memijakan kaki daripada hari-hari sebelum kau datang .
Wanitamu

*Aku kerja ya, sayang. Kusisakan sup untukmu. Kau bisa menghangatkannya untuk sarapan.

-ndigun-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar